Yusrina Fitria

Yusrina Fitria

marquee Yusrina Fitria
Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 22 Juli 2016

Syair Batang Lapuk

Aku benar-benar umpama batang lapuk yang tiada lengah mempertahankan ranting-ranting sumbing.

Bersama akar-akar kokoh yang mengalah untuk menghujam ke dalam tanah.

Beserta daun-daun kering yang pasrah pada langit yang mulai menguning.

Bagaimana bisa udara memaksa masuk lewat mulut daun jika ia menolak tuk menerima?

Bagaimana bisa hara memaksa menyelinap ke dalam pori akar jika ia merajuk tuk mengangguk?



Aku benar-benar umpama batang lapuk yang nyaris terperdaya pada dahan yang menua.

Ragu jika hujan datang memberi pertanda akan adanya kehidupan kedua.

Bimbang jika belukar mendekat memberi pertolongan menghabiskan kesempatan pertama.



Aku benar-benar umpama batang lapuk yang habis digerogoti waktu tak menentu.

Keras kepala mempertahankan ranting yang bisa saja jatuh, lantas lebih rapuh.

Bersikukuh mengikat daun yang bisa saja jatuh, lantas habis gugur.



Aku benar-benar umpama batang lapuk yang memimpikan tunas tumbuh.

Menyertai harapan lusuh, mengaminkan kesempatan tunai yang utuh.

Membersamai benih-benih baru yang diterbangkan jauh, hingga tak sanggup direngkuh.



Aku benar-benar umpama batang lapuk jika terus dipaksa membunuh dirimu dalam milibyte memoriku.

Sampai pada setiap air mata yang jatuh, itu masih karenamu.

Tentang setiap senyum yang lahir, itu juga masih karenamu.

Tiada rasa paling tulus selain apa yang kupersembahkan pada Tuhan.

Agar namamu masih tetap bertahan dalam genggaman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About