"Boleh mengeluh sesekali, asal jangan pernah menyerah walau hanya sekali."
Tampilkan postingan dengan label PENDIDIKAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PENDIDIKAN. Tampilkan semua postingan
Minggu, 12 Oktober 2014
Selasa, 09 September 2014
Senin, 08 September 2014
Empat pilar pendidikan Menurut UNESCO dan lima Pilar Pendidikan di Indonesia
A. Empat Pilar Menurut
UNESCO
Dalam buku Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah (2001:13) paradigma pembelajaran tersebut akan
menciptakan proses belajar-mengajar yang efektif, yakni: belajar mengetahui
(learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama
(learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be).
a). Konsep learning to know
menyiratkan makna bahwa pendidik harus mampu berperan sebagai informator,
organisator, motivator, diretor, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator,
danevaluator bagi siswanya, sehingga peserta didik perlu dimotivasi agar timbul
kebutuhan terhadap informasi, keterampilan hidup, dan sikap tertentu yang ingin
dikuasainya. Yusak (2003) mengatakan bahwa secara kreatif menguasai instrumen
ilmu dan pemahaman yang terus berkembang, umum atau spesifik, sebagai sarana
dan tujuan , dan memungkinkan terjadinya belajar sepanjang hayat.
b). Konsep learning to do
menyiratkan bahwa siswa dilatih untuk sadar dan mampu melakukan suatu perbuatan
atau tindakan produktif dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Terkait
dengan hal tersebut maka proses belajar-mengajar perlu didesain secara
aplikatif agar keterlibatan peserta didik, baik fisik, mental dan emosionalnya
dapat terakomodasi sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
c). Konsep learning to live together
merupakan tanggapan nyata terhadap arus individualisme serta sektarianisme yang
semakin menggejala dewasa ini. Fenomena ini bertalian erat dengan sikap egoisme
yang mengarah pada chauvinisme pada peserta didik sehingga melunturkan rasa
kebersamaan dan harga-menghargai. Memahami, menghormati dan bekerja dengan
orang lain, mengakui ketergantungan, hak dan tanggungjawab timbal balik yang
melibatkan partisipasi aktif warga, tujuan bersama menuju kerekatan sosial,
perdamaian dan semangat kerjasama demi kebaikan bersama.
d). Konsep learning to be, perlu
dihayati oleh praktisi pendidikan untuk melatih siswa agar mampu memiliki rasa
percaya diri (self confidence) yang tinggi. Kepercayaan merupakan modal utama
bagi siswa untuk hidup dalam masyarakat. Pengembangan dan pemenuhan manusia
seutuhnya yang terus “berevolusi”, mulai dengan pemahaman diri sendiri,
kemudian memahami dan berhubungan dengan orang lain. Menguak kekayaan tak
ternilai dalam diri.
Untuk itu semua, pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada peningkatan
kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan
moral. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian maka pada
gilirannya akan menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang bermartabat di
mata masyarakat dunia.
B. Lima Pilar
Pendidikan di Indonesia
Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II
telah dibentuk dan saat ini mulai menyiapkan kebijakan untuk 5 tahun ke
depan. Khusus di bidang pendidikan, saat ini dicetuskan beberapa pilar dalam
pencapaian
tujuan pendidikan nasional oleh
Menteri Pendidikan Nasional. Demikian disampaikan Kepala Pusat PPPPTK Matematika,
Herry Sukarman, M.Sc. Ed, selaku Pembina Upacara pada Upacara Bendera 17
Desember 2009. Dalam amanatnya, lebih lanjut Kepala Pusat menjelaskan mengenai
lima pilar ini yang meliputi pilar ketersediaan (availability), pilar keterjangkauan
(avordability), pilar mutu (quality), dan pilar jaminan (assurance) serta
kesetaraan(equity).
a). Pilar Pertama Ketersediaan
adalah terkait ketersediaan layanan pendidikan yang memadai sesuai dengan
standar, baik dalam kurikulum, sesumber, metode, strategi, dll.
b). Pilar Kedua adalah Keterjangkauan.
Pilar ini menitikberatkan kepada prinsip pemenuhan hak untuk memperoleh
pendidikan bagi semua warga negara tanpa terkecuali. Untuk mendukung keterjangkauan
ini perlu didukung dengan pemanfaatan berbagai media dan teknologi.
c). Pilar Ketiga adalah Mutu. Peningkatan
mutu pendidikan kini harus menjadikan perhatian utama, bukan saja dari output
dan outcome tetapi menyangkut input dan proses pendidikan.
d). Pilar Keempat Penjaminan
Mutu Pendidikan. Jaminan mutu pendidikan harus lebih banyak dilakukan dengan
berbagai studi dan evaluasi tentang faktor-faktor mempengaruhi peningkatan
mutu pendidikan.
e). Pilar Kelima adalah Kesetaraan.
Pendidikan harus menjangkau semua level masyarakat dengan tidak ada pembedaan.
Indonesia adalah negara besar dengan berbagai keragaman, pendidikan harus
mempu melayani semua warganya dengan setara dan tidak membeda-bedakan adanya
keragaman tersebut.
Kamis, 04 September 2014
My First Summary for KTI FMIPA, April 2014
*Ceritanya bulan April, ini 'summary' bikinan sendiri (first time) waktu seleksi mahasiswa berprestas (termuda) tingkat Fakultas MIPA hehe (cari pengalaman). Grammarnya pasti banyak yang gak 'ngeh'-in deh yaa kayanya. maklumin aja ya bloggers. :)
SUMMARY
The
perception that mathematics is a collection of numbers that must be operated
cause irregularities in the context of mathematics taught in the classroom.
thus, there was a paradigm of the students who stated that mathematics is very
difficult. It also makes the students have difficulties in learning mathematics
even they avoid to learn mathematics.
A teacher who does
not master a variety of ways of
delivering course material,
he or she only taught the
completion of
the material taught without
regard to the ability
and readiness
of the learners.
This will cause
difficulties
learners in
understanding
mathematics learning
or may
be they will be frustrating. If
it happens, it means
learning mathematics effectively and certainly not occurred to
fail students
in learning mathematics. Beside
of that, in
choosing the method
or approach is
most suitable
for learning, especially in
the learning
of mathematics should
also pay attention to
what the topics will
be taught.
Learning difficulties demonstrated by the
failures of academic
achievement in
accordance with the
expected capacity. This
difficulty can be seen
when a student fails to
show one or more
academic skills, especially in
mathematics.
The causes of learning difficulties experienced by students in solving
mathematical problems are the inability of the students in the mastery of the
concepts correctly,
the inability of
students to understand the meaning of the symbols, the inability of the
students in understanding the origin principle, the students arenot fluent to
use and operate the procedures, and knowledge incompleteness of the students.
By doing interview with one of the
students in senior high school that the cause of mathematical learning
difficulties in junior high school students are the class and the arrangement
of the room does not support the learning activities, the ways of the teachers teach
that do not support a variety of student learning styles and attitudes of
teachers who simply do not want to pursue the matter, but how the importance of
stundents’s understanding, the teaching theory or explanation of the material
is could not to understand by the students, the views of students towards
mathematics subjects who consider it very difficult subjects so that students
feel shy and overwhelmed to learn the mathematics, there are family problems
and problems with friends, lack of concentration when studying mathematics, the
lack of repetition in the material being taught, misunderstanding the use of
the formula being taught, If students
are able to work on the sense to learn to grow by itself , lack of motivation from
the teachers, parents, and the friends. There is no a sense of
spirit when the material being taught is difficult .
As well as can also be concluded that
there are some solutions or problem solving to overcome the difficulties of
learning math middle school students , namely are the teachers dolearning
approach, search data about problems in students, do consultation between the
teacher an the student privately, the teacher give a motivation to students , a
teacher should be a professional one in the learning process, The teachers
teach the theory easier to understand, the school have to be complete in the
facility for the learning process, a teacher should give free time so that
students can ask questions about material that has not been understood yet, and
the teacher should know the background and attitudes of students towards
mathematics.
Learning approaches that teachers use will
determine how
students learn mathematics. The
teachers prepare
the content and the
step of learning,
presenting new materials, choose a
variety of learning activities, and monitor
the progress of the
students' understanding
of mathematical
concepts being
studied. The teachers can
help the students to use the
tools and
technology to investigate
the mathematical
concepts, examining how students
complete misconception,
and promoting positive attitudes for
learning math.
The teachers also provide the homework and conduct informal
assessments
to evaluate the
results in addition to
the formal achievement
for the students.
Sabtu, 19 Oktober 2013
PASCAL TASK II
NAMA : YUSRINA FITRIA
NIM : 1201252
1.
Program Persamaan Fungsi Kuadrat
Program
Persamaan_Fungsi_Kuadrat;
Uses
crt;
Var
a,b,c
: integer;
x,y
: real;
Begin
{bagian masukkan)
clrscr;
writeln(‘Menghitung nilai dari Persamaan
f(x) = ax^2 + bx+ c’);
writeln(‘ ‘);
write(‘Masukkan nilai koefisien dari x^2
! ‘); readln(a);
write(‘Masukkan nilai koefisien dari x !
‘); readln(b);
write(‘Masukkan nilai konstanta ! ‘);
readln(c);
write(‘Masukkan nilai dari variabel x !
‘); readln(x);
{bagian proses}
y:=(a*sqr(x)+(b*x)+c));
{bagian keluaran)
clrscr;
writeln(‘Untuk Persamaan f(x)= ax^2 + bx
+c’);
writeln(‘ ‘);
writeln(‘Nilai a = ‘,a,‘ Nilai b = ‘,b,’
Nilai c = ‘,c,’ Nilai x = ‘,x:0:0);
writeln(‘Maka Nilai f(x) adalah
‘,y:0:0);
readln;
End.
|
2.
Program Diskon Belanja
Program Diskon_Belanja;
Uses crt;
Var
kode : string;
harga,diskon,bayar : real;
Begin
{bagian masukkan}
clrscr;
write(‘Masukkan Kode Barang : ‘); readln(kode);
write(‘Masukkan Harga Barang : ‘);
readln(harga);
{bagian proses}
diskon:=((5/100)*harga);
bayar:=harga-diskon;
{bagian keluaran}
clrscr;
writeln(‘Kode Barang : ‘,kode);
writeln(‘Harga Barang : Rp ‘,harga:0:0);
writeln(‘Diskon : Rp ‘,diskon:0:0);
writeln(‘Pembayaran : Rp ‘,bayar:0:0);
readln;
End.
|
3.
Program Menghitung Luas Segitiga
Program Luas_Segitiga;
Uses crt;
Var
a,b
: integer;
rad,c,L
: real;
Begin
{bagian masukkan}
clrscr;
write(‘Masukkan Panjang Sisi
Pertama : ‘); readln(a);
write(‘Masukkan Panjang Sisi Kedua : ‘); readln(b);
write(‘Masukkan Besar Sudut antara Kedua
Sisi : ‘); readln(c);
{bagian proses}
rad:=c*pi/180;
L:=(a*b*sin(rad))/2;
{bagian keluaran}
clrscr;
writeln(‘Panjang Sisi Pertama : ‘,a);
writeln(‘Panjang Sisi Kedua : ‘,b);
writeln(‘Sudut antara Kedua Sisi :
‘,c:0:0);
writeln(‘Luas Segitiga : ‘,L:0:2);
readln;
End.
|
Langganan:
Postingan (Atom)
Tugas Akhir PembaTIK Level 4 TAHUN 2024 (VLOG BERBAGI DAN BERKOLABORASI)
Assalamualaikum wrwb. 😇 Halo Sobat Bloggers. Pada postingan kali ini, Saya akan memuat beranda laman blog Saya dengan cerita tentang Tugas...

-
Assalamualaikum wrwb. 😇 Halo Sobat Bloggers. Pada postingan kali ini, Saya akan memuat beranda laman blog Saya dengan cerita tentang Tugas...
-
Assalamualaikum wrwr.😇 Halo Sobat Bloggers. Setelah sekian lama tidak menulis di blog, akhirnya Saya kembali lagi dengan status yang berbe...
-
Malam punya caranya sendiri menyulap seseorang yang tadinya baik-baik saja sekarang menjadi pura-pura baik tanpa disengaja. Mungkin karena ...