Yusrina Fitria

Yusrina Fitria

marquee Yusrina Fitria
Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 14 Juni 2013

Nada Cinta di Balik Wajahnya By Yusrina Fitria



Malam itu aku masih mengumpulkan potongan – potongan kisah yang bersisa akibat kejadian tak terduga itu. Mungkin aku masih menjadi perasa ulung. Mengintip – intip waktu dari balik layar malam dengan tanda tanya yang siap ditembakkan ke penjuru malam.
“Ra, sudah makan belum ? Sudah salat belum ?” Satu pesan hadir di layar mini telepon genggamku.
“Belum. Aku belum lapar. Aku juga banyak tugas. Nanti saja.” Ku hias balasan pesan itu dengan satu sentuhan titik dari jempol kananku.
Jam dinding masih setia mencari angka tiga belas dan tak kunjung bersua.
“Mungkin malam ini aku harus berbohong lagi.” Desahku dalam hati.
Ku coba menghapus sebentar tentang moment senja sepekan yang lalu. Ya. Dia datang lagi ke rumah seperti biasanya di setiap awal bulan. Tanpa ditanya pun aku sudah tahu apa yang akan dia lontarkan padaku. Lontaran yang hanya berputar satu arah, arah yang sama.
Senja itu, ia kembali menceritakan hal – hal aneh yang menurutku tak perlu ia ceritakan lagi. Mungkin ia berpikir aku akan luluh dengan semua itu. Mungkin ini bentuk keegoisanku yang makin hari semakin memuncak.
“Baiknya kau baca ini. Kisah – kisahnya banyak menginspirasi kita.” Ia raih sebuah buku dari ransel hitamnya dengan hati – hati.
“Aku tidak perlu ini. Aku perlu hiburan.”
Aku masih memainkan gadgetku dengan mata yang tak mengarah ke hadapannya.
“Lihat dulu. Ini kisah inspiratif di zaman Rasulullah, Ra.”
Mungkin ia berpikir bahwa aku akan bersahabat dengan buku – buku yang selalu ia bawa ke rumah. Tidak. Aku rasa aku tak butuh buku untuk saat ini. Aku tidak bisa menguntai kata demi kataku lagi padanya untuk membuat ia mengerti.
Islam itu Indah. Tersenyumlah.
Aku sempatkan mencuri pandang ke arah buku yang ditawarkannya. Sampulnya cantik dengan kombinasi warna biru lembut yang menyejukkan mata. Namun, hasratku belum merasa diundang untuk menerimanya. Ku tunggu ia sampai memasukkan kembali buku cantik itu ke dalam ranselnya lagi.
“Baiklah, mungkin sekarang kau belum ingin membacanya. Bair ku simpan di lemari bukumu.” Seketika ia berdiri dan menaruh benda biru itu ke dalam lemari kayu milik kami.
Esok siangnya ia kembali berbenah untuk kembali ke Solo. Ia adalah seorang mahasiswa ilmu Biologi di perguruan tinggi terbaik di kotaku.





 nb : masih dalam proses pembuatan, hanya sekadar intro dulu, hehe...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About